Author :
Syaiful Fajripama,
[CHAPTER 1: DEFINISI]
Masalah Sosial dapat dikatakan "Perbedaan antara harapan dan kenyataan" atau bisa disebut juga sebagai "kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang seharusnya terjadi". Dan biasanya dipandang sebagai suatu kondisi yang berjalan seperti yang diharapkan oleh masyarakat. akan tetapi juga karena ada perbedaan yang mencolok antara pandangan dalam unsur-unsur kebudayaan dalam masyarakat yang dapat membahayakan kehidupan kelompok-kelompok sosial (baik yang ada kaitannya maupun yang lainnya). Bahkan jika gangguannya sudah membuat goyah hubungan antar kelompok sosial, maka dapat menimbulkan konflik, entah itu akan terjadi tawuran (Anak-anak sekolah). Seperti yang dikutip oleh perkataan Soerjono Soekanto.
Tidak hanya konflik yang terjadi akibat perbedaan pendapat dalam hal yang dilarang, bahkan terkadang hal yang baik yang akan dilakukan dalam masyarakat juga dapat menimbulkan percikan bagi yang tidak suka, entah karena agama, ras, atau suku. Padahal jelas sesama anggota bagian Negara Indonesia kita harus menghormati sesama, apalagi dalam hal yang positif dan dapat membantu kemajuan Negara. Kecuali memang tidak sesuai UU atau Peraturan daerah lainnya. Masalah Sosial dapat terjadi bukan hanya orang dewasa, bukan hanya laki-laki. Wanita, Anak-anak juga dapat ikut berkaitan, lihat saja Anak-anak sekolah sekarang.
[CHAPTER 3: FAKTOR DAN CONTOHNYA]
[CHAPTER 5: TANGGAPAN & SOLUSI]
[CHAPTER 2: KARAKTERISTIK]
Masalah Sosial juga memiliki karakteristik, Seperti yang dikutip Wikipedia. Yaitu :
- Kondisi yang dirasakan banyak orang.
- Kondisi yang dinilai tidak menyenangkan.
- Kondisi yang menuntut perpecahan.
- Masalah harus dipecahkan dengan langkah konkrit.
Suatu Masalah baru dapat dikatakan Masalah Sosial jika kondisinya dirasakan oleh lebih dari satu orang, dan lebih dari satu pihak. Namun, tetap tidak ada batasan berapa orang/pihak yang ikut dalam Masalah Sosial ini.
Menurut ajaran aliran Hedonisme, atau kelompok orang-orang yang beranggapan bahwa manusia diciptakan untuk merasakan semua hal yang tidak menyakitkan dan selalu membahagiakan para manusia itu sendiri, orang cenderung mengulang sesuatu yang menyenangkan dan menghindari sesuatu yang dapat menyakitkan. Senantiasa menghindari masalah, tidak lain tidak bukan karena masalah itu sendiri tidak menyenangkan. Penilaian masyarakat itu sendiri bisa dinilai sebagai Masalah Sosial.
Tidak hanya kopi yang kurang gula yang harus dicari langkah konkrit dalam pemecahan masalah "kenapa kopi ini tidak manis?", begitu juga Masalah Sosial. Dan akan dibahas di chapter selanjutnya :D
[CHAPTER 3: FAKTOR DAN CONTOHNYA]
Setiap permasalahan pasti ada faktor dan penyebabnya, apalagi masalahnya sudah sampai ke ujung ubun-ubun. dan Masalah Sosial, juga punya. Berikut faktor dan contohnya:
- Faktor Kebudayaan
- Faktor Ekonomi.
- Faktor Biologis.
- Faktor Psikologis.
Saat ini, adalah era Globalisasi. Memang sebenarnya banyak buruknya, tapi Bangsa Barat selalu memilik berbagai jenis rencana untuk menghancurkan buadaya Timur yang terkenal dengan sopan santunnya. Kita lihat saja sekarang, banyak sekali yang mengikuti budaya Timur. Jepang, China, Korea, bahkan Negara yang kita cinta. Anak-anak SD saja sudah banyak yang ke warnet berjam-jam demi bermain "game online". Menginjak derajat selanjutnya, SMP sudah bisa bikin Video "Semi-Mesum" bareng temen-temennya. Lalu SMA? Tawuran antar sekolah dimana-mana. Di rel kereta pun, diladenin. Hingga ada yang tewas terlindas Kereta. Yaampun, kemana sih Orang Tuanya? Untung yang posting ini adalah anak baik-baik. Hehe (Red).
Ekonomi? Ya! Yang pasti ada sangkut pautnya dengan kemiskinan. Dan dengan Pemerintah. Pajak selalu diminta, ditagih setiap bulan/tahunnya. Tapi, dana banyak yang dikorupsi. mulai dari situlah banyak kesenjangan ekonomi terlihat. Kemudian, yang miskin apalagi yang wanita, pasti mencari jalan untuk mendapatkan uang dan digunakan untuk menafkahi keluarganya. Tanpa perlu disebutkan, pasti kalian tahu. Dan itu termasuk Masalah Sosial yang harus diberantas,
Aliran sesat, penyakit syaraf termasuk didalam faktor Psikologis.
[CHAPTER 4: AKIBATNYA]
Berikut adalah akibat yang dihasilkan karena terjadinya konflik atau Masalah Sosial:
- Akan terjadi konflik baik Intra-Community maupun Inter-Community, baik yang menyangkut dalam satu komunitas saja, maupun antar komunitas (das sein dan das sollen).
- Akan menyebabkan terjadinya perubahan sosial dalam komunitas, baik perubahan yang menyangkut sistem, struktur, ataupun kultur yang ada didalamnya.
- Juga akan mengakibatkan terjadinya Polarisasi Sosial dimana masing-masing komponen dalam komunitas akan saling terpisah satu dengan yang lainnya.
- Akan mengakibatkan terjadinya disintegrasi sosial dimana beberapa komponen dalam suatu komunitas akan menjadi disfunctional atau tak berguna.
- Akan memunculkan kasus-kasus lain sebagai akibat dari adanya kesenjangan antara cultural goals dan instutionalized means.
[CHAPTER 5: TANGGAPAN & SOLUSI]
Menurut ane sebagai Warga Negara yang Asik, Sopan, dan Tidak Rusuh (WNyASdTR). Setiap sesuatu yang sulit dalam pelajaran Fisika, Kimia, Matematika atau yang lainnya. Pasti akan ada suatu cara untuk mengatasi kesulitan itu sendiri. "There is nothing to be confused, Because
There are the ways that can you choose to break every problem" (-Red). Tapi juga harus dilihat dulu akar permasalahannya, tidak selamanya satu solusi dapat digunakan untuk menyelesaikan banyak masalah. Dan solusi untuk setiap masalah, adalah dibawah ini :
1. Peran Orangtua. Ini adalah pintu pertama dalam menangani masalah sosial. Selain karena orang tua adalah merupakan bagian dari tatanan sosial masyarakat, orang tua juga menjadi penentu baik tidaknya kehidupan keluarga yang ujung-ujungnya akan bersinggungan dengan kehidupan masyarakat disekitarnya. Peran orang tua dalam hal ini di antaranya,
- Dengan bekerja sebaik mungkin memenuhi kebutuhan keluarga agar dengan perekonomian keluarga yang sehat tidak akan berdampak pada terjadinya persoalan ekonomi keluarga yang akan meyerempet kehidupan masayrakat di sekitarnya.
- Dengan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya, bukan hanya sekedar menyekolahkan mereka tapi juga dengan senantiasa memberi nasehat saat di rumah.
- Dengan memberi tambahan ilmu agama pada anak-anaknya merupakan langkah tepat dalam mengatasi dan menghindari masalah sosial. Sebab agama akan menuntun mereka berprilaku lebih baik sehingga kehidupan berbudaya dapat berjalan dengan baik.
- Dengan memberi contoh yang baik pada anak merupakan kunci dari semua yang kita ajarkan. Tak ada artinya anda menasehati tiap hari kalau anda sendiri tidak melakukan apa yang anda katakan.
- Dengan menjadi orang tua angkat. Untuk keluarga yang mampu peran ini seyogyanya dijalankan sebab jika sekiranya saja setiap satu keluarga melakukan ini maka akan sangat banyak anak terlantar yang akan memperoleh kehidupan yang lebih baik dan tentunya diharapkan mampu mengurangi dampak masalah sosial masyarakat nantinya.
2. Peran Golongan Tertentu. Yang dimaksud di sini adalah seperti pengusaha, tokoh agama, lembaga-lembaga sosial, maupun pribadi yang masuk kategori mapan atau mampu memberi sumbangsi dalam mengatasi masalah sosial di daerahnya. Bagi seorang pengusaha misalnya dengan memberikan bantuan modal pada anak muda yang ingin berbisnis atau menyediakan fasilitas belajar bagi mereka. Untuk tokoh agama tentutunya banyak melakukan penyuluhan dan nasehat-nasehat yang mengena di hati orang-orang agar mudah diterima. Sedang untuk lembaga sosial, misalnya organisasi kemasyarakatan, sebaiknya banyak melakukan penelitian soal keadaan sosial di daerahnya dan kemudian menerapkan pemecahannya dengan melibatkan banyak orang dan lain sebagainya.
3. Peran Pemerintah. Peran inilah sebenarnya yang sangat berpengaruh dan dapat membantu peran-peran lainnya dalam mengatasi masalah sosial. Karena mereka mempunyai wewenang untuk menggerakkan, memfasilitasi dan bahkan memberi punishment bagi yang tidak mengikuti aturannya. Diantara yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mendirikan lembaga khusus yang menangani persoal-persolan tertentu, misalnya penyuluhan anti narkoba, pelatihan ketenagakerjaan dan lain sebagainya. Atau misalnya menciptakan program-program yang berdampak pada pemeliharaan tatanan sosial, misalnya memberkan Bantuan Tunai pada masyarakat kurang mampu, memfasilitasi kebutuhan sekolah secara berkala dan lain sebagainya. Selain itu menciptakan aturan yang tegas pada semua usaha yang dilakukan oleh pemerintah juga menjadi senjata ampuh dalam menjaga kelansungan program-program tersebut.
3. Peran Pemerintah. Peran inilah sebenarnya yang sangat berpengaruh dan dapat membantu peran-peran lainnya dalam mengatasi masalah sosial. Karena mereka mempunyai wewenang untuk menggerakkan, memfasilitasi dan bahkan memberi punishment bagi yang tidak mengikuti aturannya. Diantara yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan mendirikan lembaga khusus yang menangani persoal-persolan tertentu, misalnya penyuluhan anti narkoba, pelatihan ketenagakerjaan dan lain sebagainya. Atau misalnya menciptakan program-program yang berdampak pada pemeliharaan tatanan sosial, misalnya memberkan Bantuan Tunai pada masyarakat kurang mampu, memfasilitasi kebutuhan sekolah secara berkala dan lain sebagainya. Selain itu menciptakan aturan yang tegas pada semua usaha yang dilakukan oleh pemerintah juga menjadi senjata ampuh dalam menjaga kelansungan program-program tersebut.
Sumber : Wikipedia , Facebook , md13292 , made21indra .
Good Job, excellent!
ReplyDeletehaha, I'll see yours nona :p
ReplyDelete