Full width home advertisement

Travel the world

Climb the mountains

Post Page Advertisement [Top]

courseworks

Peran Pemuda dalam Pembangunan

Pemuda adalah generasi bangsa yang meneruskan para Tetuanya untuk selalu membangkitkan semangat negara dan selalu memajukan negara. Karena pemuda juga yang mengetahui apa langkah selanjutnya untuk membuat negara ini semakin layak bersaing dengan negara lain. Karena biasanya pemuda memiliki jiwa yang membara dan jiwa yang "tidak ingin kalah" dengan lawan saingnya.

Pemuda juga sebagai pelaku perubahan bangsa. Berbicara masalah pemuda tidak akan ada habisnya, perubahan besar yang terjadi pada bangsa ini tidak terlepas dari peran para pemuda yang pada saat itu cerdas, kritis dan kreatif. Sumpah pemuda 1928 lahir karena langkah strategis yang dilakukan oleh pemuda untuk menyatukan pemuda di seluruh tanah air menjadi satu bangsa dan satu bahasa. “Seribu orang tua hanya bisa bermimpi, sedangkan satu pemuda dapat mewujudkan mimpi mereka,” kata Bung Karno ketika itu.


Dahulu ketika Indonesia masih bersusah payah dalam memerdekakan bangsa Indonesia, pemuda bangsa ini berpikir secara rasional dan berpikir bagaimana kedepannya. Namun lama-kelamaan setelah 60 tahun Indonesia merdeka, malah sebaliknya. Kaum Pemuda malah berpikir tentang kesenangan apa yang bisa didapatkan selama mereka masih muda. 

Sempat saya temui beberapa kawan saya, dan iseng saya tanya "kenapa sih lu ngerokok, dan berbuat yang diluar norma (asusila -red)?" mereka dengan entengnya menjawab, "Iya kan kita masih muda, jadi maklum lahh kalo nakal."

Padahal, seharusnya pemuda lah yang menggerakkan adik-adiknya untuk tidak masuk kedalam jurang kenakalan remaja, bahkan hingga masuk ke narkotika. Karena selain itu merusak diri mereka sendiri, itu juga dapat merusak generasi bangsa Indonesia selanjutnya. Jika suatu hari nanti presiden terpilih adalah orang yang dulunya nakal, dan bertingkah laku diluar norma. Maka akan mudah dalam melakukan tindakan yang dapat merugikan negara. Seperti mudah ketika dirayu wanita, mudah dibujuk dengan uang.

Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam), yaitu :
1. Periode Kebangkitan Nasional 1908,
2. Sumpah Pemuda 1928,
3. Proklamasi 1945,
4. Aksi Tritura 1966,
5. Periode 1967-1998 (Orde Baru).
6. Periode Reformasi 1999-sekarang.

Kehidupan yang mengutamakan dunia, bermewah-mewahan dan bebas telah menyeret para pemuda masuk ke dalam lubang yang rendah tanpa identitas, hilangnya kerangka berfikir serta dangkalnya pemikiran yang akan menyebabkan seorang pemuda langsung menerima informasi yang disampaikan tanpa ada pemilihan dan penilaian terlebih dahulu terhadap apa yang disampaikan. Misalnya penggunaan sosial media yang bersifat negatif adalah mengungkapkan emosi kepada publik, menyebarkan video porno, serta menyebarkan fitnah. Tidak diragukan lagi ini terjadi karena perkembangan teknologi yang semakin pesat dewasa ini khususnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi. 

Sealur dengan pemahaman global di atas, pemeliharaan dan peningkatan momentum pembangunan merupakan tuntutan yang tidak bisa dielakkan. Globalisasi yang semakin meningkat intensitasnya dewasa ini mengakibatkan persaingan diantara negara-negara semakin keras dan ketat. Sudah menjadi kesepakatan umum bahwa hanya negara-negara yang mempunyai keunggulan-keunggulan (excellences) yang bisa bertahan dalam persaingan global tersebut.

Dilihat dari tuntutan internal dan eksternal global di atas, maka diantara keunggulan-keunggulan yang mutlak dimiliki bangsa Indonesia adalah penguasaan sains-teknologi, dan keunggulan sumber daya manusia. Kemajuan dan penguasaan terhadap sains-teknologi mendorong percepatan transformasi masyarakat dalam berbagai bidang kehidupan, yang di Indonseia dikenal dengan istilah pembangunan.

Proses  pembangunan bangsa Indonesia diarahkan kepada terwujudnya manusia Indonesia seutuhnya yakni makmur, sejahtera lahir bathin, mental dan spiritual. Oleh karena itu secara operasional proses pembangunan nasional diarahkan pada bidang-bidang yang dapat menciptakan kemakmuran, kesejahteraan lahir dan bathin, seperti bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, agama, sosial politik dan lain-lain.

Proses pencapaian cita-cita pembangunan tersebut merupakan kewajiban bersama semua warga negara,  tidak dibatasi oleh profesi, usia, jabatan, dan pranata sosial lain. Dalam hal ini pemuda sebagai bagian dari warga negara mempunyai kewajiban yang sangat besar untuk mewujudkan cita-cita pembangunan nasional, mengingat pemuda adalah intelektual muda yang mempunyai kapabilitas.

Ketika mendengar istilah pemuda dengan mudah orang bisa membayangkan dan mendefinisikannya, ada yang mempersepsi bahwa pemuda adalah komunitas penduduk yang berusia antara rentang 17 sampai 40 tahun, yang lain mempersepsi bahwa pemuda adalah komunitas penduduk yang mempunyai pikiran-pikiran muda seperti kreatif, inovatif dan desduktrif.

Dalam tanggung jawab besar sebagai penerus estafeta pembangunan nasional, pemuda harus mempersiapkan diri dengan baik agar harapan besar bangsa ini mampu diemban dengan baik. Dalam kontek ini pemuda harus mempersiapkan diri dengan cara :




Pertama, optimalisasi proses mencari ilmu.  Hal ini menjadi sangat penting mengingat kompleksitas dan dinamika pembangunan di masa yang akan datang lebih tinggi. Akan tidak bermakna ketika tampuk estafeta pembangunan digerakkan oleh pemuda tanpa ilmu, bukan keberhasilan yang akan hadir tetapi kegagalan yang akan menghampiri. 

Kedua, memperkuat keimanan. Seiring dengan kompelksitas kemajuan zaman, dapat diprediksi gangguan dan godaan dalam proses pembangunan akan semakin besar kadarnya.Ketika orang mendefinisikan pemuda adalah komunitas penduduk yang mempunyai usia 17 sampai 40 tahun, kita menilai begitu dominannya pada sisi jumlah rentang usia tersebut mewarnai kategori usia produktif. Di negara kita batasan usia produktif adalah 17 sampai 60 tahun, hampir bisa disimpulkan bahwa lebih dari setengah usia produktif berada pada rentang usia pemuda. Dominasi jumlah tersebut bergerak lurus dengan cepat atau lambatnya laju pembangunan, artinya apabila pemuda mengoptimalkan peran dalam pembangunan, maka laju pembangunan akan cepat, begitu juga sebaliknya.

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib