Tugas mata kuliah Universitas Gunadarma, Softskill, jurusan Teknik Informatika, semester 5. Point-pointnya adalah : Pengertian dan sejarah desain komunikasi visual & seni murni, elemen desain komunikasi visual
ditulis uleh Sayful Adrian
Desain Komunikasi Visual
Seperti yang dijelaskan di post sebelumnya, design adalah suatu karya yang dihasilkan oleh orang atau kelompok untuk menuangkan ide dan gagasannya dalam bentuk kreatifitas dan digital, yang kemudian bisa dijadikan output bermacam-macam.
Lalu dalam DKV ini, unsur K nya adalah komunikasi, banyak sekali pengertian kemunikasi jika dicari di search engine (tidak kami sebut google, karena google termasuk search engine, dan search engine tidak hanya google, ada bing misalnya). Menurut Saya, komunikasi adalah penyampaian apa yang dipikirkan si penyampai kepada pendengar/yang melihat, bisa melalui obrolan, gambar, dan lain-lain, termasuk melalui desain.
Dan Vnya, adalah visual. Visual adalah penggambaran dari ide atau gagasan orang yang membuatnya agar dapat dilihat dan difahami karena terkadang penyampaian secara suara saja tidak cukup.
Jadi jika kita simpulkan, Desain Komunikasi Visual adalah suatu desain yang digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, pesan, peringatan kepada orang atau kelompok yang dimaksud dilengkapi dengan gambar yang menarik.
Sejarah Desain Komunikasi Visual
Singkatnya, Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual.
Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk
menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah hieroglyphics
yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian
manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan
perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk
yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari
Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga
sekarang.
Sebagai suatu profesi, desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an.
Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual,
maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis
ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi); typographers (penata huruf), yang
merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan;
illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa dan lain-lain.
Dalam perkembangannya, desain komunikasi visual telah melengkapi pekerjaan dari
agen periklanan dan tidak hanya mencakup periklanan, tetapi juga desain majalah dan surat kabar
yang menampilkan iklan tersebut.Desainer komunikasi visual telah menjadi bagian dari kelompok
dalam industri komunikasi - dunia periklanan, penerbitan majalah dan surat kabar, pemasaran dan
hubungan masyarakat (public relations).
Seni Murni
Seni murni adalah hasil karya yang pengertiannya sama seperti desain komunikasi visual. Perbedaannya terletak pada fungsi dari hasil karya yang dihasilkan, jika seni murni hanya difungsikan untuk kepuasan si pembuat karya, namun jika desain komunikasi visual ditujukan untuk media komunikasi. Seperti yang dijelaskan diatas, bahwa bisa ditujukan untuk perseorangan atau kelompok. Seperti pemberitahuan pihak sekolah kepada siswanya bahwa ada peraturan yang harus dipatuhi di wilayah sekolah. Bisa berupa spanduk atau sebuah animasi yang ditampilkan di LCD sekolah.Elemen-elemen desain komunikasi visual
Desain Komunikasi Visual juga ada elemen-elemennya, berikut elemen-elemennya:
- Tipografi
- Simbolisme
- Ilustrasi
- Fotografi
Tipografi adalah seni menyusun
huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi
digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan
(visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan
informasi melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas,
poster, buku, surat kabar dan majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer (penata huruf)
tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari. Menurut Nicholas Thirkell,
seorang tipographer terkenal, pekerjaan dalam tipografi dapat dibagi dalam dua bidang,
tipografer dan desainer huruf (type designer). Seorang tipografer berusaha untuk mengkomunikasikan
ide dan emosi dengan menggunakan bentuk huruf yang telah ada, contohnya penggunaan bentuk
Script untuk mengesankan keanggunan, keluwesan, feminitas, dan lain-lain. Karena itu seorang
tipografer harus mengerti bagaimana orang berpikir dan bereaksi terhadap suatu image yang
diungkapkan oleh huruf-huruf. Pekerjaan seorang tipografer memerlukan sensitivitas dan
kemampuan untuk memperhatikan detil. Sedangkan seorang desainer huruf lebih memfokuskan
untuk mendesain bentuk huruf yang baru. Saat ini, banyak diantara kita
yang telah terbiasa untuk melakukan visualisasi serta membaca dan mengartikan suatu
gambar atau image. Disinilah salah satu tugas seorang tipografer untuk mengetahui dan memahami
jenis huruf tertentu yang dapat memperoleh reaksi dan emosi yang diharapkan dari pengamat
yang dituju. Dewasa ini, selain banyaknya
digunakan ilustrasi dan fotografi, tipografi masih dianggap sebagai elemen kunci dalam Desain
Komunikasi Visual. Kurangnya perhatian pada pengaruh dan pentingnya elemen tipografi dalam
suatu desain akan mengacaukan desain dan fungsi desain itu sendiri. Contohnya bila kita
melihat brosur sebuah tempat peristirahatan (resor), tentunya kita akan melihat banyak foto yang
menarik tentang tempat dan fasilitas dari tempat tersebut yang membuat kita tertarik untuk
mengunjungi tempat tersebut untuk bersantai. Tetapi bila dalam brosur tersebut digunakan jenis
huruf yang serius atau resmi (contohnya jenis huruf Times), maka kesan santai, relax dan nyaman
tidak akan ‘terbaca’ dalam brosur tersebut.
Simbol telah ada sejak adanya
manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat tanda-tanda
pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini
menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat dan kejadian yang mereka alami
sehari-hari. Dewasa ini peranan simbol
sangatlah penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan kita sehari-hari.
Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai simbol-simbol yang mengkomunikasikan pesan
tanpa penggunaan kata-kata. Tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, hotel, restoran,
rumah sakit dan bandar udara; semuanya menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang banyak,
walaupun mereka tidak berbicara atau menggunakan bahasa yang sama. Simbol sangat efektif digunakan
sebagai sarana informasi untuk menjembatani perbedaan bahasa yang digunakan, contohnya
sebagai komponen dari signing systems sebuah pusat perbelanjaan. Untuk menginformasikan letak toilet, telepon umum, restoran, pintu masuk dan keluar, dan lain-lain digunakan
simbol. Bentuk yang lebih kompleks dari
simbol adalah logo. Logo adalah identifikasi dari sebuah perusahaan, karena itu suatu
logo mempunyai banyak persyaratan dan harus dapat
mencerminkan perusahaan itu.
Seorang desainer harus mengerti tentang perusahaan itu, Tujuan dan objektifnya, jenis perusahaan
dan image yang hendak ditampilkan dari perusahaan itu. Selain itu logo harus bersifat
unik, mudah diingat dan dimengerti oleh pengamat yang dituju.
Ilustrasi adalah suatu bidang
dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar
yang tidak dihasilkan dari kamera
atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi.
Dengan kata lain, ilustrasi yang
dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan secara
manual. Pada akhir tahun 1970-an,
ilustrasi menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual.
Banyak orang yang akhirnya
menyadari bahwa ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan fleksibel, dalam arti
ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang tidak dapat dilakukan dengan fotografi,
contohnya untuk untuk menjelaskan informasi detil seperti cara kerja fotosintesis. Seorang ilustrator seringkali
mengalami kesulitan dalam usahanya untuk
mengkomunikasikan suatu pesan
menggunakan ilustrasi, tetapi jika ia berhasil, maka dampak
yang ditimbulkan umumnya sangat
besar. Karena itu suatu ilustrasi harus dapat menimbulkan
respon atau emosi yang diharapkan
dari pengamat yang dituju. Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat bercerita
banyak dibandingkan dengan fotografi, hal ini dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih hidup,
sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk “merekam” momen sesaat. Saat ini ilustrasi lebih banyak
digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya bersifat imajinatif. Contohnya ilustrasi
yang harus menggambarkan seekor anjing yang sedang berbicara atau anak burung yang sedang
menangis karena kehilangan induknya atau beberapa ekor kelinci yang sedang bermain-main.
Ilustrasi-ilustrasi yang ditampilkan harus dapat merangsang imajinasi anak-anak yang melihat buku
tersebut, karena umumnya mereka belum dapat membaca.
Ada dua bidang utama di mana
seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing)
dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang ini
hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini
majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak dengan pembaca;
sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk
menjual produk yang diiklankan tersebut. Kriteria seorang fotografer yang
dibutuhkan oleh sebuah penerbitan juga berbeda dengan periklanan. Dalam penerbitan,
fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang benar-benar kreatif dalam “bercerita”, karena
foto-foto yang mereka ambil haruslah dapat “bercerita” dan menunjang berita
yang diterbitkan. Sedangkan dalam periklanan, fotografer yang dibutuhkan adalah mereka yang kreatif dan jeli,
serta mempunyai keahlian untuk bervisualisasi. Contohnya, jika sebuah penerbit hendak
menerbitkan berita tentang perampokan, maka fotografer harus berusaha untuk mengambil
foto-foto yang dapat menunjang berita tersebut, misalnya suasana di sekitar tempat kejadian, korban,
saksi mata dan lain-lain. Jika sebuah perusahaan periklanan hendak mempromosikan suatu parfum
wanita yang berkesan anggun dan lembut, maka fotografer harus dapat mengambil foto-foto
yang menonjolkan keanggunan dan kelembutan dari parfum tersebut, misalnya dengan latar
belakang kain sutra dengan warna-warna pastel yang berkesan lembut.
Fotografi sering dipakai selain
karena permintaan klien, juga karena lebih “representatif”. Contohnya jika sebuah majalah
yang memuat tentang wawancara dengan seorang bintang sinetron yang sedang naik daun,
maka akan digunakan foto dari bintang itu untuk menunjang desain di samping isi berita itu
sendiri. Contoh lain, untuk menggambarkan sebuah tempat berlibur dalam sebuah brosur biro
perjalanan, jika menggunakan ilustrasi hasilnya tidak akan semenarik dibandingkan dengan
foto. Fotografi sangat efektif untuk
mengesankan keberadaan suatu tempat, orang atau produk. Sebuah foto mempunyai kekuasaan
walaupun realita yang dilukiskan kadangkala jauh dari keadaan yang sesungguhnya. Selain
itu sebuah foto juga harus dapat memberikan kejutan dan keinginan untuk bereksperimen,
misalnya dalam hal mencoba resep masakan yang baru atau tren berpakaian terbaru. Selain elemen-elemen ini, seorang
desainer perlu mengerti tentang konsep dasar pemasaran dan hubungannya dengan
visualisasi. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bekerja dengan rapi dan tepat. Ia
juga perlu mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi (people skills) untuk
menghadapi klien, supplier, sub kontraktor, percetakan dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment